Lensa Nasional – Nama Dandan Riza Wardana kembali menjadi sorotan publik seiring dengan pencalonannya sebagai Wali Kota Bandung dalam Pilkada serentak 2024. Upaya ini mencerminkan tekadnya untuk berkontribusi bagi Kota Bandung, meski masa lalu kelamnya masih membayangi.
Kasus OTT dan Vonis Pengadilan Tipikor
Pada awal 2017, Dandan terjerat operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Polrestabes Bandung. Ia diduga menerima suap melalui seorang staf untuk mempercepat proses perizinan usaha. Insiden ini menjadi pukulan besar bagi kariernya sebagai pejabat publik.
Pengadilan Negeri Bandung memutuskan bahwa Dandan melanggar Pasal 11 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan denda sebesar Rp 50 juta, dengan subsider satu bulan kurungan. Meski hukumannya lebih ringan dari tuntutan jaksa, pengadilan menegaskan bahwa Dandan, sebagai seorang pejabat, memiliki tanggung jawab moral yang lebih tinggi dalam mencegah korupsi.
Berkarier di Dunia Bisnis
Setelah menjalani masa hukumannya, Dandan mencoba membangun kembali reputasinya melalui dunia bisnis. Ia menjabat sebagai Komisaris Utama di dua perusahaan, PT Jaswita Bumi Persada sejak 2020 dan PT Multazam Mulia sejak 2023. Kendati demikian, usaha ini belum sepenuhnya memulihkan kepercayaan masyarakat. Banyak pihak yang masih skeptis terhadap komitmennya terhadap integritas.
Kampanye yang Menuai Polemik
Keikutsertaan Dandan dalam Pilkada 2024 diawali dengan pemasangan baliho di sejumlah titik strategis di Bandung. Namun, kampanye tersebut mendapat tanggapan beragam. Sebagian besar kritik berpusat pada statusnya sebagai mantan narapidana kasus korupsi, memunculkan perdebatan tentang kelayakannya untuk kembali menduduki jabatan publik.
Tantangan di Pilkada 2024
Ajang Pilkada 2024 akan menjadi ujian berat bagi Dandan Riza Wardana. Apakah ia dapat meyakinkan warga Bandung bahwa dirinya pantas diberi kesempatan kedua? Atau masa lalunya akan terus menjadi hambatan terbesar dalam perjalanan politiknya? Yang jelas, setiap langkah Dandan akan diawasi secara cermat oleh masyarakat Bandung yang menginginkan pemimpin bersih dan berintegritas.***