Kehadiran Kontroversial Paslon Farhan-Erwin di Cijerah Fest: Sorotan Terhadap Etika Kampanye Pilkada Bandung 2024

 

Lensa Nasional – Pemilihan Walikota Bandung 2024 kembali diwarnai kontroversi, kali ini melibatkan pasangan calon Muhammad Farhan dan Erwin. Kehadiran keduanya dalam acara Cijerah Fest 1.1 yang digelar oleh karang taruna RW 05 Cijerah pada Sabtu, 9 November 2024, menuai polemik karena disebut tidak diundang secara resmi oleh panitia.

Persoalan bermula dari beredarnya sebuah undangan dalam format JPG melalui WhatsApp, yang diklaim sebagai undangan resmi. Namun, pihak karang taruna membantah keras bahwa undangan tersebut berasal dari mereka. Menurut mereka, undangan resmi karang taruna selalu berupa dokumen PDF atau cetakan fisik.

“Kami langsung tahu itu bukan undangan resmi kami. Format dan desainnya berbeda dengan undangan yang biasa kami keluarkan,” ujar salah satu panitia. Ia juga menambahkan bahwa adanya undangan palsu tersebut mengindikasikan keterlibatan pihak ketiga yang ingin memanfaatkan acara ini untuk kepentingan tertentu, sehingga menciptakan kebingungan di kalangan panitia dan warga.

Kehadiran Farhan bersama rombongan dengan atribut kampanye, yang menyerupai seragam hansip, menjadi sorotan. Meski atribut ini menjadi ciri khas kampanye mereka, panitia menganggap penggunaan simbol-simbol politik tidak sesuai dengan konsep acara yang seharusnya netral.

“Kami ingin acara ini tetap menjadi wadah kebersamaan warga tanpa embel-embel politik. Kehadiran mereka dengan atribut kampanye membuat kami merasa tidak nyaman,” jelas salah satu anggota panitia.

Situasi yang sempat memanas akhirnya mereda setelah dialog yang dimediasi oleh salah satu media mitra acara. Dalam dialog tersebut, Farhan dan rombongannya sepakat untuk meninggalkan lokasi demi menjaga kelancaran acara dan menghormati panitia.

Insiden ini menarik perhatian Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), yang segera memanggil panitia acara untuk dimintai keterangan. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya pelanggaran aturan kampanye oleh paslon Farhan-Erwin, sekaligus mengusut sumber undangan yang tidak resmi tersebut.

“Kami berharap Bawaslu dapat menemukan siapa yang bertanggung jawab atas undangan ini. Kami tidak ingin acara warga disalahgunakan untuk kepentingan politik,” ujar salah seorang anggota panitia yang hadir dalam panggilan tersebut.

Kejadian ini menjadi tantangan serius bagi pasangan Farhan-Erwin, yang kini harus lebih berhati-hati dalam strategi kampanye mereka. Para pengamat politik menilai, insiden semacam ini bisa berpengaruh terhadap citra paslon, terutama di tengah persaingan ketat Pilkada Bandung 2024.

Hingga kini, pihak Farhan belum memberikan pernyataan resmi terkait kehadiran mereka di acara tersebut. Beberapa sumber menyebutkan, paslon hadir dengan niat baik berdasarkan undangan yang diterima, meskipun kemudian undangan itu dipertanyakan keabsahannya.

Kasus ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi dan transparansi dalam setiap langkah kampanye. Bagaimana Farhan dan timnya menangani situasi ini, serta hasil penyelidikan Bawaslu, akan menentukan langkah mereka ke depan dalam kompetisi politik ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *