Lensa Nasional – Mencari pemimpin yang benar-benar berdedikasi untuk melayani rakyat tanpa batasan waktu, yang menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya, dan yang tidak terperangkap dalam ambisi pribadi atau golongan, adalah sebuah tantangan besar di era sekarang. Pemimpin ideal semacam ini tidak haus akan kekayaan materi, memiliki spiritualitas yang kuat, bebas dari jeratan korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta berani mengambil segala risiko demi kepentingan rakyatnya.
Di zaman modern ini, menemukan sosok seperti itu ibarat mencari setitik emas di lautan pasir. Meskipun tampaknya sulit, bukan berarti pemimpin seperti itu tidak ada. Mereka mungkin tersembunyi, belum menonjol karena kurangnya dukungan dari partai politik, organisasi masyarakat, atau sumber daya finansial yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan demokrasi yang penuh biaya.
Namun demikian, harapan harus tetap dijaga. Kita harus optimis bahwa pemimpin-pemimpin yang akan kita pilih pada tanggal 27 November 2024 adalah mereka yang berintegritas. Tugas kita adalah memilih yang terbaik di antara mereka, sehingga kita tidak salah dalam menentukan pilihan. Sebab, kesalahan dalam memilih pemimpin akan membawa konsekuensi berat yang harus kita tanggung bersama.
Salah satu ciri penting dari pemimpin yang baik adalah menjauhkan diri dari praktik korupsi. Korupsi seringkali menjadi godaan terbesar setelah seseorang resmi menjabat sebagai pemimpin suatu wilayah. Lantas, bagaimana jika ada pejabat yang pernah tersandung kasus korupsi ingin kembali mencalonkan diri? Di sini, kita perlu berpikir dengan hati yang jernih dan mengikuti insting serta nurani kita sebagai manusia yang menginginkan keadilan dan kebaikan.