Protes Pengunjung atas Tarif Parkir dan Pembelian Masker di Kebun Binatang Bandung

 

Lensa Nasional – Kebijakan di Kebun Binatang Bandung menuai sorotan dari pengunjung yang mempertanyakan tingginya tarif parkir dan kewajiban pembelian masker. Area parkir yang penuh memaksa kendaraan dialihkan ke trotoar di seberang lokasi, yang seharusnya menjadi jalur bagi pejalan kaki.

Pengunjung dikenai tarif sebesar Rp35.000 per mobil untuk parkir di trotoar, jauh lebih mahal dibandingkan tarif parkir wisata umum di Bandung yang berkisar Rp5.000 hingga Rp15.000. Ketika awak media mencoba mengonfirmasi, petugas parkir menyebut tarif tersebut mencakup “koordinasi” dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Bandung. Namun, penjelasan ini justru memicu protes karena dianggap tidak transparan.

Salah satu pengunjung, Anty, menyampaikan kekecewaannya, “Kami sekeluarga ingin menikmati liburan, tapi parkir di trotoar dengan tarif Rp35.000 sangat mengecewakan. Apalagi alasan biaya koordinasi itu seharusnya menjadi tanggung jawab pengelola, bukan kami sebagai pengunjung.”

Tidak berhenti di situ, pengunjung juga diwajibkan membeli masker seharga Rp5.000 per buah, meskipun banyak yang telah membawa masker sendiri dari rumah. Petugas menyebut kebijakan ini sebagai bagian dari sosialisasi kesehatan. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan kesan pemaksaan.

“Saya sudah membawa masker, tapi tetap dipaksa membeli masker lain seharga Rp5.000. Katanya ini untuk edukasi kesehatan, tapi rasanya seperti cara mencari keuntungan,” ujar Jaka, pengunjung lainnya yang datang bersama keluarganya.

Klarifikasi yang Dinantikan

Sejumlah pihak, termasuk manajemen Kebun Binatang Bandung, Polres Bandung, dan Dinas Perhubungan, diminta memberikan penjelasan terkait kebijakan tersebut. Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari pihak pengelola kebun binatang.

Dinas Perhubungan dan Polres Bandung juga diharapkan memberikan klarifikasi apakah ada kerja sama resmi terkait kebijakan parkir di trotoar dan kewajiban pembelian masker. Pengunjung mendesak kejelasan apakah kebijakan ini benar-benar demi kepentingan kesehatan atau hanya untuk meraup keuntungan lebih.

Reputasi dan Minat Pengunjung Terancam

Kejadian ini berpotensi merusak reputasi Kebun Binatang Bandung sebagai destinasi wisata keluarga yang ramah dan terjangkau. Beberapa pengunjung mengaku enggan kembali jika kebijakan ini tidak diperbaiki.

“Kami berharap kebun binatang menjadi tempat yang nyaman untuk keluarga. Kalau terus seperti ini, mungkin kami akan mencari tempat wisata lain,” ungkap salah satu pengunjung yang tidak ingin disebutkan namanya.

Pernyataan resmi dari pihak berwenang sangat dinantikan untuk menjawab keresahan masyarakat dan memulihkan kepercayaan pengunjung. Langkah tegas dan transparansi dianggap penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *