Lensa Nasional – Telur adalah salah satu bahan makanan yang kaya akan protein dan mudah diolah. Namun, banyak orang ragu untuk mengonsumsi telur yang retak karena khawatir dengan risiko kontaminasi bakteri. Sebenarnya, telur retak masih bisa dikonsumsi, tetapi dengan beberapa syarat tertentu untuk memastikan keamanannya.
Mengapa Telur Retak Berisiko?
Telur retak memiliki potensi lebih tinggi untuk terkontaminasi bakteri, terutama Salmonella, karena retakan pada cangkang memungkinkan bakteri masuk ke dalam telur. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan kram perut, jika telur tidak diolah dengan benar.
Syarat Aman Mengonsumsi Telur Retak
Agar telur retak tetap aman untuk dikonsumsi, berikut beberapa syarat yang perlu diperhatikan:
1. Telur Segera Diolah
Jika telur sudah retak, pastikan untuk segera mengolahnya. Jangan menyimpan telur retak terlalu lama karena risiko pertumbuhan bakteri akan semakin besar.
2. Pastikan Tidak Ada Bau Tidak Sedap
Sebelum menggunakan telur retak, periksa baunya. Jika tercium bau busuk atau tidak biasa, jangan digunakan karena itu tanda telur sudah terkontaminasi atau rusak.
3. Hindari Konsumsi Mentah
Telur retak sebaiknya tidak dikonsumsi mentah atau setengah matang. Masak telur hingga benar-benar matang agar bakteri yang mungkin ada di dalamnya mati.
4. Simpan dengan Benar
Jika telur retak ditemukan saat baru dibeli, segera pindahkan isinya ke wadah tertutup dan simpan di dalam lemari es. Hal ini mencegah kontaminasi silang dengan bahan makanan lain.
5. Jangan Gunakan Telur dengan Retakan Lama
Jika telur sudah lama retak atau cangkangnya terlihat kotor, sebaiknya buang. Telur seperti ini kemungkinan besar sudah tidak layak dikonsumsi.
Tips Menghindari Telur Retak
Saat membeli telur, pilihlah telur dengan cangkang yang utuh dan bersih.
Simpan telur di tempat yang stabil agar tidak terguncang dan retak.
Hindari menumpuk benda berat di atas telur saat menyimpannya.
Telur retak memang masih bisa dikonsumsi, tetapi harus segera diolah, disimpan dengan benar, dan dimasak hingga matang. Dengan mengikuti syarat-syarat ini, risiko terkontaminasi bakteri dapat diminimalkan, sehingga telur tetap aman untuk dimakan. Namun, jika ragu dengan kondisi telur, lebih baik membuangnya untuk mencegah masalah kesehatan.