Lensa Nasional – Ratusan warga, didominasi oleh ibu-ibu, di kawasan Babakan Irigasi, Blok Banjir, Kecamatan Bojongloa Kaler, menyambut hangat kedatangan calon Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi. Mereka mengutarakan harapan utama mereka: solusi untuk penyediaan air bersih dan penanganan banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut, terutama saat musim hujan.
“Kami tidak minta banyak, hanya ingin air bersih dan supaya tidak banjir setiap kali hujan turun,” ungkap para warga secara kompak ketika bertemu dengan Arfi pada Sabtu (21/10/2024). Meskipun Arfi masih berstatus calon Wali Kota, banyak warga yang mengira bahwa ia sudah memimpin kota Bandung.
Selain masalah banjir, sejumlah warga juga menyoroti keberadaan tower di tengah pemukiman mereka. Mereka khawatir tower tersebut bisa membahayakan keselamatan, khususnya saat banjir, karena risiko tersengat listrik atau robohnya tower.
Menanggapi keluhan tersebut, Arfi, yang maju berpasangan dengan Yena Iskandar Ma’soem, berjanji akan segera mencari solusi. Bahkan, ia membawa serta ahli tata ruang dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memeriksa masalah tata air di kawasan tersebut. Arfi juga turun langsung ke lapangan, menyusuri sungai dan lorong-lorong untuk melihat langsung penyebab banjir.
“Salah satu solusi yang mungkin adalah membangun danau penampung di hulu, agar air bisa tertahan sebelum sampai ke wilayah hilir,” kata Arfi. Sebagai bagian dari program “40 Jam Bersama Warga”, Arfi memutuskan untuk menginap di Babakan Irigasi, sementara Yena turut hadir dalam kunjungan ini dan berinteraksi langsung dengan warga.
Dalam kesempatan tersebut, warga RW 7 Kelurahan Babakan Tarogong meminta pasangan calon ini menandatangani kontrak politik yang mencakup lima poin penting, termasuk penyesuaian insentif bagi ketua RT dan RW. Saat ini, ketua RT menerima Rp 300 ribu per bulan, sementara ketua RW menerima Rp 500 ribu. Dalam kontrak politik tersebut, insentif akan ditingkatkan menjadi Rp 750 ribu untuk ketua RT dan Rp 1 juta untuk ketua RW.
Ujang Supriyadi, Ketua RW 7, mengapresiasi komitmen tersebut. “Kami sangat berharap insentif ini bisa segera disesuaikan, karena saat ini insentif harus dibagi-bagi antara ketua, sekretaris, dan bendahara,” ujarnya usai menandatangani kontrak politik.
Selain itu, kontrak politik juga memuat poin mengenai penguatan peran PKK dan Posyandu melalui tambahan anggaran pelatihan. Ujang menambahkan bahwa selama ini anggaran operasional untuk PKK dan Posyandu masih terbatas, padahal kegiatan mereka sangat penting bagi masyarakat.
Di akhir pertemuan, warga menyampaikan harapan mereka terhadap pasangan Arfi-Yena terkait peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Mereka berharap ada lebih banyak sekolah dan puskesmas di wilayah Kelurahan Babakan Tarogong, yang dinilai masih kurang memadai.